Senin, 12 Mei 2014

TUNAWISMA

KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “tunawisma di kota besar” tepat pada waktunya.
            Penulisan makalah ini dimaksudkan ubtuk memenuhi uts (take home) kuliah Konsep Dasar IPS 1. Terimakasih kepada bapak Ganes Gunansyah, M.Pd selaku dosen mata kuliah tersebut, yang telah memberika arahan serta bimbingan.
            Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata – mata karena keterbatasan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan dating.
                                                           
                                                                        Surabaya, 13 Desember 2013

Penyusun,




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….  2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..   3
BAB I               PENDAHULUAN
I.                    LATAR BELAKANG……………………………………………………            5
II.                  RUMUSAN MASALAH………………………………………………            6
III.                TUJUAN PENULISAN…………………………………………………            7
IV.                PEMBATASAN MASALAH………………………………………….           8
V.                  METODE PENULISAN………………………………………………..           8
BAB II              PEMBAHASAN
I.                    PENGERTIAN DAN CIRI DARI TUNAWISMA ATAU HOMELESS ATAU GELANDANGAN …………………………………………….            9
II.                  FAKTOR YANG MENJADI PENYEBAB DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA…………………………………….  11
III.                DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA………………………………………………………….    15
IV.                KEMUNGKINAN YANG AKAN TERJADI JIKA BANYAK TUNAWISMA DI INDONESIA TIDAK SEGERA DIATASI…       18
V.                  HUBUNGAN TUNAWISMA DENGAN LIMA BAHAN KAJIAN KONSEP DASAR IPS (GEOGRAFI, EKONOMI, SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI, POLITIK DAN SEJARAH)……………………..      19
VI.                ALTERNATIF CARA MEMECAHKAN BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA……………………………………………………………   22
VII.              SOLUSI YANG PALING TEPAT UNTUK MENGATASI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA……………………………………….            26
BAB III             PENUTUP
I.                    KESIMPULAN………………………………………………………………         27
II.                  SARAN……………………………………………………………………….          28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….          29











BAB I
PENDAHULUAN

I.                   LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk nomor 4 di dunia ini. Bukan tidak mungkin banyak permasalahan mengenai kehidupan masyarakat indonesia yang harus segera mendapat perhatian. Dan masalah – masalah itu salah satunya adalah banyaknya tunawisma atau homeless atau dalam konotasi negative disebut dengan gelandangan terutama di kota – kota besar. Yang menyebabkan kota terlihat kumuh dan kotor serta menimbulkan berbagai penyakit dan bencana alam seperti banjir.
Kondisi geografis indonesia yang berpulau – pulau, dan ketidakmerataan penduduknya, menyebabkan kemiskinan semakin tak terindahkan. Upaya pemerintah dalam melakukan transmigrasi pun kurang berhasil, kebanyakan penduduk berpikiran bahwa di kota – kota besar mereka dapat merubah nasib dan mendapat pekerjaan yang layak. Mereka berangkat dengan membawa keahlian / keterampilan yang tidak biasa digunakan di kota misalnya keahlian bertani. Alhasil, kota besar menjadi sesak oleh masyarakat tanpa keahlian yang tak dibutuhkan.
Dalam mencukupi kebutuhannya, penduduk kota tanpa keahlian tersebut biasanya menjadi pengemis, pemulung, atau bahkan melakukan aksi kriminalitas seperti mencopet, merampok, dsb. Dan dimana tempat tinggal mereka? Dimana saja. Maksudnya mereka berpindah – pindah dan tinggal dimanapun tempat yang dapat mereka tinggali. Seperti emperan toko, kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungaistasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi, mereka sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda. Dan inilah yang disebut tunawisma atau homeless atau gelandangan.
Kondisi ini tentu saja akan meresahkan dan mengganggu. Kesenjangan social sangat terlihat jelas. Kesejahteraan mereka juga terancam. Kesehatan akan sangat berkurang dan muncul berbagai penyakit. Pendidikan pun serupa, banyak anak – anak yang bekerja tanpa sempat mengenyam pendidikan. Alhasil, para generasi penerus bangsa ini akan bodoh. Di sisi lain, bila mereka melakukan tindak kriminalitas, penduduk lain pun akan merasa terancam. Maka di perlukan penanganan segera untuk para tunawisma ini. Dan hal itu akan dibahas pada bab selanjutnya dalam makalah ini.

II.                 RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dan ciri dari tunawisma atau homeless atau gelandangan?
2.      Apa yang menjadi penyebab dari banyaknya tunawisma di Indonesia?
3.      Apa dampak yang ditimbulkan dari banyaknya tunawisma di Indonesia?
4.      Apa kemungkinan yang akan terjadi jika banyak tunawisma di Indonesia tidak segera diatasi!
5.      Bagaimana hubungan tunawisma dengan kelima bahan kajian konsep dasar IPS (geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik dan sejarah) ?
6.      Bagaimana alternatif cara memecahkan banyaknya tunawisma di Indonesia?
7.      Apa solusi yang paling tepat untuk mengatasi banyaknya tunawisma di Indonesia?

III.              TUJUAN PENULISAN

a.      Mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari banyaknya tunawisma di Indonesia.
b.      Memprediksi apa kemungkinan yang akan terjadi jika persoalan tersebut tidak segera diatasi.
c.       Menganalisis persoalan tersebut dengan menggunakan perspektif dari kelima bahan kajian konsep dasar IPS (geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik dan sejarah).
d.      Memberikan beberapa alternatif cara memecahkan masalah tersebut.



IV.              PEMBATASAN MASALAH

1.      BAB I PENDAHULUAN meliputi, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan , Pembatasan Masalah, Metode Penulisan .
2.      BAB II PEMBAHASAN meliputi, pengertian dan ciri dari tunawisma atau homeless atau gelandangan, faktor yang menjadi penyebab dari banyaknya tunawisma di Indonesia, dampak yang ditimbulkan dari banyaknya tunawisma di Indonesia, kemungkinan yang akan terjadi jika banyak tunawisma di Indonesia tidak segera diatasi, hubungan tunawisma dengan lima bahan kajian konsep dasar IPS (geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik dan sejarah), alternatif cara memecahkan banyaknya tunawisma di Indonesia, solusi yang paling tepat untuk mengatasi banyaknya tunawisma di Indonesia.
3.      BAB III PENUTUP meliputi, Kesimpulan dan Saran.

V.                METODE PENULISAN

Dalam makalah ini, metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan. Hal ini karena pembuatan laporan makalah dilaksanakan sesuai dengan referensi-referensi dari internet yang telah ada.
.

BAB II
PEMBAHASAN

I.                   PENGERTIAN DAN CIRI DARI TUNAWISMA

Homeless atau Tunawisma adalah kondisi orang dan kategori sosial dari orang-orang yang tidak memiliki rumah atau tempat tinggal biasanya karena mereka tidak mampu membayar, tidak mampu menjaga dan mereka kekurangan.
Beberapa ahli menuturkan definisi homeless menurut pendapat mereka, di antaranya:
a.      Menurut Humaidi, 2003 , homeless atau gelandangan berasal dari kata gelandang yang berarti selalu mengembara, atau berkelana (lelana).
b.       Menurut Anon, 1980, gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum. Sedangkan, pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan pelbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
Istilah tunawisma bisa juga termasuk orang-orang yang tinggal di malam hari utama berada dalam tempat penampungan tunawisma, dalam sebuah institusi yang menyediakan tempat tinggal sementara bagi individu dimaksudkan untuk dilembagakan, atau di tempat umum atau pribadi tidak dirancang untuk digunakan sebagai akomodasi tidur biasa untuk manusia makhluk.
Homeless (tuna wisma/gelandaan) adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma dimasyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi, tunawisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai dengan keadaan geografis dan negara tempat tunawisma berada.Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seringkali hidup dari belas kasihan orang lain atau bekerja sebagai pemulung.
Tunawisma di bagi menjadi tiga, yaitu:
·         Tunawisma biasa, yaitu mereka mempunyai pekerjaan namun tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
·         Tunakarya, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
·         Tunakarya cacat, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal, juga mempunyai kekurangan jasmani dan rohani
Adapun secara spesifik ciri-ciri tunawisma yaitu sebagai berikut:
·         Para tunawisma tidak mempunyai pekerjaan 
·         Kondisi fisik para tunawisma yang dapat dibilang tidak sehat karena kondisi lingkungan yang memprihatinkan.
·         Para Tunawisma biasanya mencari-cari barang atau makanan disembarang tempat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
·         Para Tunawisma hidup bebas tidak bergantung kepada orang lain ataupun keluarganya

II.                 FAKTOR – FAKTOR  YANG MENJADI PENYEBAB DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA

Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang menjadi seorang homeless atau tunawisma, yaitu:
1.      Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum. Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi gelandangan.

2.      Kegagalan para perantau dalam mencari pekerjaan
Ini adalah alasan yang paling umum.Cerita-cerita di kampung halaman tentang kesuksesan perantau kerap menjadi buaian bagi putra daerah untuk turut meramaikan persaingan di kota besar. Beberapa di antaranya memang berhasil, namun kebanyakan dari para perantau kurang menyadari bahwa keterampilan yang mumpuni adalah modal utama dalam perantauan. Sehingga mereka yang gagal dalam merengkuh impiannya, melanjutkan hidupnya sebagai tunawisma karena malu bila pulang ke kampung halaman.

3.      Penyediaan lapangan pekerjaan
Pemerataan lapangan pekerjaan di Indonesia masih kurang. Sehingga kota besar pada umumnya mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih besar daripada kota-kota kecil. 

4.      Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Banyak yang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan mereka. Sehingga mereka memilih untuk tinggal di tempat- tempat umum seperti kolong jembatan karena mereka tak lagi mampu memenuhi kebutuhan yang semakin lama membutuhkan biaya yang banyak.
http://1.bp.blogspot.com/-xYRNdOuYJ9E/ULjH-c_hx0I/AAAAAAAAAOI/_aZleNfvdsk/s320/7.png

5.      Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.

6.      Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya.

7.      Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa meninggalkan daerahnya.
http://3.bp.blogspot.com/-_CMKtW5_njI/ULjG7oGPBdI/AAAAAAAAAN4/hx4rwV483A8/s320/5.png

8.      Anak yang ditinggalkan orang tuanya.
Anak yang ditinggalkan orang tuanya atau tidak mempunyai orang tua, saudara dan tempat tinggal maka mereka mencari tempat berteduh di tempat umum.

9.      Lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya.
http://2.bp.blogspot.com/-LsBnSHJ0v4k/ULjFgKqQ-KI/AAAAAAAAANg/TuT59OEZsS4/s1600/3.png

10.  Penggusuran karena perkembangan industri.
Begitu banyaknya perijinan bagi industri yang menguasai lahan secara luas, telah menjadikan puspa dan satwa langka, bahkan Kalimantan, banyak yang menjadi Tunawisma (kehilangan tempat hidup) di tanah kelahirannya.
http://1.bp.blogspot.com/--O9OG_XEKhM/ULjFrBM-IMI/AAAAAAAAANo/Uc37R-QLbY4/s1600/4.png

11.  Pengangguran karena kemajuan IPTEK akibatnya tenaga kerja kurang terlatih tersingkir sehingga di PHK.

III.              DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA

Salah satu penyebab mengapa tuna wisma di permasalahkan yaitu karena kebanyakan para tunawisma tinggal di permukiman kumuh dan liar, menempati zona-zona publik yang sebetulnya melanggar hukum, biasanya dengan mengontrak petak-petak di daerah kumuh di pusat kota atau mendiami stren-stren kali sebagai pemukim liar.
Persoalan dalam lingkup masyarakat yang berhubungan dengan homeless dalam berbagai pendapat :
1.      Di berbagai kota besar di seantero negeri ini, para tunawisma memadati lampu merah, emperan toko dan kawasan-kawasan tertentu, sehingga menjadi fenomena tersendiri di dalam kehidupan sosial perkotaan di Indonesia.
2.      Menurut Mike Davis, seorang komentator sosial berkebangsaan Amerika, persoalan pengangguran bersifat inheren di dalam masyarakat kapitalis. Karena motivasi seorang kapitalis adalah mencari keuntungan, maka dia akan terus menerus berupaya memperluas industri. menurutnya, peningkatan pengangguran dihasilkan oleh perkembangan industri manufaktur, terutama penggunaan teknologi atau teknik produksi yang lebih modern dan menghemat tenaga kerja.
3.      Menurut Davis, terjadi peningkatan besar dari produksi pertanian akibat penggunaan teknologi modern dalam pertanian. Situasi ini mendorong semakin banyak orang kehilangan pekerjaan, sehingga memilih pindah ke kota dan berusaha mencari pekerjaan. Hanya saja, menurut davis, ada perbedaan antara pemicu pengangguran di Negara industri maju dengan Negara berkembang.
4.      Di Negara kapitalis maju, pengangguran dipicu oleh pengurangan jam kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, akibat penerapan mekanisasi dan teknologi modern di sektor industri. Sementara di negera berkembang, pemicu utama pengangguran adalah gejala de-industrialisasi akibat proyek neoliberal.

       Adapun dampak lain dari tunawisma secara fisik adalah sebagai berikut :

1.      Kebersihan dan kesehatan
Rumah mereka seadanya, sehingga sangat jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku hidup bersih sangat kurang. Ventilasi dan penerangan kurang dan lain-lain. Sehinga muncul berbagai masalah kesehatan. Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka hampir tidak  bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk memelihara kesehatan dan pengobatan

2.      Gizi kurang
Ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan pangan akibat rendahnya daya beli makanan, apalagi makanan bergizi. Mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk termasuk anak hamil dan balita. Mereka makan sekedar kenyang.

3.      Tindak kekerasan sesama tunawisma
Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka sering terjadi konflik..

4.      Pengguna narkoba
Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan mereka sangat berpengaruh. Mereka rawan terkena HIV AIDS dengan penggunaan jarum suntik  secara bergantian.

5.      Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak yang di manfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.





6.      Pelecahan seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggung jawab melakukan sodomi, pelecahan seksual dengan imbalan uang atau dibawah ancaman mereka untuk melampiaskan nafsu mereka.

Sedangkan dampak adanya tunawisma untuk lingkungan adalah sebagai berikut :
1.      Adanya tunawisma menyebabkan lingkungan kota kumuh dan kotor.
2.      Tunawisma yang tinggal di pinggir sungai bisa menyebabkan banjir pada suatu kota, karena fungsi sungai tersebut terhambat.
3.      Masyarakat akan diresahkan oleh tunawisma yang kadang juga melakukan tindak kriminalitas dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. 

IV.              KEMUNGKINAN YANG AKAN TERJADI JIKA BANYAK TUNAWISMA DI INDONESIA TIDAK SEGERA DIATASI

Seperti kita tahu, sebagian besar masyarakat desa berpikiran bahwa dengan hidup di kota nasib mereka akan berubah. Tentu saja hal ini akan terlaksana jika ada keterampilan yang kita miliki. Namun, banyak yang tanpa keterampilan pun nekad pergi ke kota (urbanisasi). Jika pemikiran ini tidak segera di ubah, tentu saja, setiap hari semakin banyak masyarakat tanpa keahlian di kota yang berpotensi sebagai tunawisma.
Alhasil, tunawisma akan semakin banyak dan membuat kota semakin kelihatan kumuh. Dari kekumuhan itu akan menyebabkan masalah baru seperti banyaknya wabah penyakit, bencana, dan juga tingginya tingkat kriminalitas. Dari wabah penyakit tentu saja karena lingkungan yang tidak bersih dan berpotensi besar sebagai pertumbuhan nyamuk. Malaria, demam berdarah, cikungunya pun akhirnya menjadi makanan sehari - hari dan angka kematian semakin besar.
Gizi yang mereka dapatkan pun hampir nol. Karena ketidakmampuan mereka dalam membeli bahan makanan dengan mutu yang berkualitas. Anak – anak yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa sama sekali tidak mengenyam pendidikan dan malah mengemis kesana kemari. Akan jadi apa bangsa ini nantinya?
Bencana yang di timbulkan pun seperti banjir, karena sebagian mereka tinggal di pinggir sungai dan membuang sampah sembarangan. Lalu, kebakaran pun dapat dengan mudah menyebar karena padatnya pemukiman – pemukiman kumuh yang dapat mudah terbakar
      Datang tanpa keahlian membuat mereka kebingungan mencari pekerjaan yang dapat mereka kerjakan. Akhirnya dengan terpaksa mereka melakukan tindak kriminalitas seperti mencuri, merampok, dan mencopet.

V.                HUBUNGAN TUNAWISMA DENGAN LIMA BAHAN KAJIAN KONSEP DASAR IPS (GEOGRAFI, EKONOMI, SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI, POLITIK DAN SEJARAH)

Banyaknya tunawisma di kota besar, erat kaitannya dengan konsep dasar ips baik geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik maupun sejarah. Hubungan itu terletak pada penyebab banyaknya tunawisma, dampaknya maupun upayanya.. Berikut hubungan tunawisma dengan konsep dasar ips:

a.      Dalam konsep dasar geografi
Urbanisasi adalah penyebab paling sering dari tunawisma. Pindahnya masyarakat dari desa ke kota bisa saja di pengaruhi kondisi geografis dari desanya. Bisa saja desanya gersang, atau sering terjadi bencana ditambah lagi mungkin karena, lahan mereka digusur untuk pembangunan industry.
Tunawisma pun dapat menyebabkan kondisi geografis suatu daerah berubah. Misalnya yang asalnya tidak ada potensi banjir, berubah menjadi daerah langganan banjirr. Hal itu disebabkan buang sampah disungai serta adanya bangunan – bangunan di pinggir sungai.
Upaya yang bisa dilakukan yang erat kaitannya dengan geografi adalah melakukan transmigrasi dan juga menekan arus urbanisasi.

b.      Dalam konsep dasar ekonomi
Tentu saja penyebab utama tunawisma adalah permasalahan ekonomi. Ketidakmampuan masyarkat dalam ekonomi atau kemiskinan memaksa mereka untuk menjadi tunawisma. Karena tidak mampu membeli tempat tinggal yang layak untuk di huni.
Kemiskinan mereka bisa disebabkan 2 hal, yaitu yang pertama karena mereka memang malas dan tak mempunyai keterampilan, dan yang kedua karena kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat, seperti lapangan kerja yang minim.
Upaya yang dapat dilakukan tentusaja dengan memberdayakan secara ekonomi. Caranya bias bermacam – macam, misalnya dengan membuka lapangan kerja di kota – kota kecil, sehingga tidak hanya di kota besar, pemberian bantuan modal usaha, dsb.

c.       Dalam konsep dasar sosiologi
Tunawisma bisa juga disebabkan oleh masalah social seperti, anak yang kurang kasih sayang, anak yang dibuang orang tuanya, anak yang ingin bebas dari kekangan orang tua, dsb.
            Lalu, untuk warga desa yang urbanisasi, mereka dipengaruhi oleh cerita – cerita tetangga bahwa di kota dapat merubah nasib. Namun, tanpa keahlian semua itu bohong. Mereka malah akan semakin terpuruk di kota.

d.      Dalam konsep dasar antropologi
Budaya masyarakat suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Pengaruh budaya juga dapat mempengaruhi banyaknya tunawisma di kota besar. Mengapa ?
Bisa saja, adat suatu daerah setelah anaknya telah lulus sekolah ada kebiasaan untuk membiarkannya merantau ke kota baik untuk bekerja maupun kuliah. Kalau tidak biasanya akan ada gunjingan – gunjingan halus dari tetangga. Apalagi kalau anak laki – laki hanya tinggal di rumah setelah lulus sekolah, itu di anggap sesuatu hal yang tidak pantas.
Untuk meminimalisirnya, kita harus menghentikan kebudayaan tersebut, memberikan pengertian kepada warga bahwa hidup di kota tidaklah mudah jika tanpa keahlian apapun.

e.      Dalam konsep dasar politiik
Kemiskinan yang berujung pada tunawisma juga bisa terjadi karena kebijakan politik pemerintah. Misalnya dengan menaikkan harga BBM, para tunawisma semakin kesulitan. Lalu tindakakn korupsi juga sangat merugikan rakyat.
Pemerintah berperan besar dalam hal ini, jadi diharapkan pemerintah tidak hanya memikirkan kesejahteraan dirinya saja namun juga kesejahteraan rakyatnya.

f.        Dalam konsep dasar sejarah
Adanya tradisi turun temurun untuk merantau pun kadang dimiliki masyarakat. Tradisi ini seharusnya di ubah. Caranya dengan menanamkan prinsip bahwa kita di kota untuk belajar, dan kembali ke desa untuk membangunj desa.

VI.              ALTERNATIF CARA MEMECAHKAN BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA
Permasalahan Tunawisma sampai saat ini merupakan masalah yang tidak habis-habis, karena berkaitan satu sama lain dengan aspek-aspek kehidupan. Namun pemerintah juga tidak habis-habisnya berupaya untuk menanggulanginya. Dengan berupaya menemukan motivasi melalui persuasi dan edukasi terhadap Tunawisma supaya mereka mengenal potensi yang ada pada dirinya, sehingga tumbuh keinginan dan berusaha untuk hidup lebih baik.
Adapun dalam sebuah penelitian cara penanggulangan terhadap Tunawisma diterapkan dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1.      Tahap persiapan
Karena Tunawisma biasanya tidak mempunyai tempat tinggal, maka suatu hal yang esensial bila mereka ditanggulangi dengan memotivasi mereka untuk bersama-sama dikumpulkan dalam suatu tempat, seperti asrama atau panti sosial. Tujuan dalam tahap ini yaitu untuk berusaha memasuki atau mengenal aktivitas atau kehidupan para Tunawisma.

2.      Tahap penyesuaian diri
Setelah para Tunawisma dikumpulkan , kemudian mereka harus belajar menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru, dimana berlaku aturan-aturan khusus. Agar nantinya mereka lebih disiplin dan teratur.

3.      Tahapan pendidikan yang berkelanjutan
Setelah beberapa para Tunawisma dalam lingkungan tersebut diadakan evaluasi mengenai potensi mereka untuk belajar dengan maksud supaya mendapatkan pendidikan yang lebih layak.

Penanganan pada homeless yang dilakukan adalah sebagai berikut (Widyastuti Y, dkk. 2009):
·         Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a.      Penyuluhan dan konseling
b.      Pendidikan pelatihan keterampilan
c.       Pengawasan serta pembinaan lanjut
·         Penghentian/peniadaan
a.      Penertiban oleh aparat pemerintah
b.      Penampungan dipanti asuhan, panti sosial dan panti jompo.
c.       Pelimpahan
·         Rehabilitasi
a.      Pembangunan perumahan sangat sederhana
b.      Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan
c.       transmigrasi

Selain itu, dibawah ini terdapat solusi dalam menangani Tunawisma yaitu:
·         Memberikan pendidikan agama yang kuat dalam keluarga.
·         Tugas pemerintah untuk menangani masalah perkotaan pada umumnya dan Tunawisma pada khususnya adalah menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di kota-kota kecil.
·         Rencana pembangunan pemerintah seharusnya mengedepankan pembangunan secara merata sehingga tidak timbul “gunung dan lembah” di negara, pembangunan hendaknya dilakukan dengan pola “dari kota ke desa” dan bukan sebaliknya. Sehingga, masing-masing putra daerah akan membangun daerahnya sendiri dan mensejahterakan hidupnya.
·         Melakukan Pembinaan kepada para Tunawisma dapat dilakukan melalui panti dan non panti, tetapi pembina harus mengetahui asal usul daerahnya serta identifikasi penyebab yang mengakibatkan mereka menjadi penyandang masalah sosial itu.
·         Kalau para Tunawisma disebabkan faktor ekonomi atau pendapatan yang kurang memadai, mereka bisa diberi bekal berupa pelatihan sesuai potensi yang ada padanya, di samping bantuan modal usaha.
·         Mengembalikan para tunawisma ke kampung mereka masing-masing.
·         Pemerintah atau masyarakat mengadakan Program Pendidikan non formal bagi para tunawisma, sehingga dengan cara ini Para Tunawisma mendapatkan pengetahuan.

Dengan mekanisme yang lebih menyentuh permasalahan dasar para Tunawisma tersebut diharapkan masalah Tunawisma di kota besar dapat teratasi tanpa menciderai hak-hak individu mereka dan malah dapat membawa para gelandangan kepada kehidupan yang lebih baik. Namun, mekanisme di atas merupakan tindakan jangka panjang dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terealisasi, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antar generasi kepemerintahan agar hal tersebut dapat terwujud dan pada akhirnya kesejahteraan bangsa dapat lebih mudah dicapai. Dan tentunya mekanisme tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan paling tidak berangsur, agar hasil yang dicapai dari mekanisme yang dijalankan, hasilnya sesuai dengan harapan, baik pemerintah maupun individu itu sendiri (para Tunawisma).
Namun masih ada kendala dalam penanganan homeless. Kendala-kendala yang menyulitkan upaya penanganan gelandangan adalah :
a.      Alokasi dana untuk penanganan Tunawisma relatif kecil.
b.      Upaya penanganan terhadap Tunawisma seringkali hanya berhenti pada pendekatan punitif-represif.
c.       Upaya penanganan sering tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah.
d.      Kurangnya partisipasi dan perhatian dari pemerintah.
e.      Belum teratasinya kemiskinan
Kebijakan yang dilakukan pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) selama ini cenderung kurang menyentuh stakeholdernya, atau pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan dalam peraturan. Mekanisme yang saat ini sedang dijalankan adalah dibangunnya Panti Sosial penampung para Tunawisma (gelandangan). Namun sekali lagi, efektifitasnya dirasa kurang karena Panti Sosial ini sebenarnya belum menyentuh permasalahan yang sebenarnya dari para Tunawisma , yaitu keengganan untuk kembali ke kampung halaman. Sehingga yang terjadi di dalam praktek pembinaan sosial ini adalah para tunawisma yang keluar masuk panti sosial.

VII.           SOLUSI YANG PALING TEPAT UNTUK MENGATASI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA

Menurut saya, untuk mengatasi para tunawisma yang paling tepat adalah dengan menyediakan tempat / panti rehabilitasi dimana disana diajarkan keterampilan – keterampilan seperti menjahit, memasak, dll. Lalu dengan bekal keterampilan yang dimiliki ini, diharapkan mereka akan dapat diterima bekerja yang sesuai dengan keterampilan mereka.
Transmigrasi juga sangat penting, karena pulau – pulau Indonesia masih sangat luas dan banyak. Di pulau – pulau itu mereka pasti akan lebih sejahtera klarena banyaknya sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dengan baik. Di sanalah sebenarnya kita melihat, jika ingin mengubah nasib
Sedangkan untuk mencegah, agar tunawisma ini tidak semakin banyak, pemerintah harus menyediakan lapangan – lapangan kerja di kota – kota kecil. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir arus urbanisasi yang berujung pada tunawisma.
Kita juga harus menanamkan pada diri setiap orang, bahwa kita mempunyai prinsip “ dari kota ke desa “, maksudnya kita pergi ke kota mencari ilmu dan kembali ke desa untuk membangun desa kita.






BAB III
PENUTUP
I.                   KESIMPULAN
Homeless (tuna wisma/gelandaan) adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma dimasyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Penyebab Homeless (tuna wisma/gelandaan) adalah kemiskinan, kegagalan para perantau dalam mencari pekerjaan, penyediaan lapangan pekerjaan, bencana alam, yatim piatu, kurang kasih sayang, tinggal di daerah konflik, anak yang ditinggalkan orang tuanya, lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya, penggusuran karena perkembangan industry, dan pengangguran karena kemajuan iptek akibatnya tenaga kerja kurang terlatih tersingkir sehingga di phk.
Dampaknya adalah kebersihan dan kesehatan yang sangat kurang, gizi kurang, tindak kekerasan sesama tunawisma, penggunaan narkoba, anak – anak dimanfaatkan, pelecahan seksual, dll. Kemungkinan yang akan terjadi jika banyak tunawisma tidak segera di atasi adalah akan meningkatkan angka kematian yang disebabkan wabah penyakit, bencana dan angka kriminalitas.tunawisma erat kaitannya dengan konsep dasar ips baik dari penyebab maupun dampaknya.
Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penyuluhan dan konseling, pendidikan pelatihan keterampilan, pengawasan serta pembinaan lanjut,penertiban oleh aparat pemerintah, penampungan dipanti asuhan, panti sosial dan panti jompo, rehabilitasi, pembangunan perumahan sangat sederhana, pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan, dan transmigrasi.
Selain itu juga memberikan pendidikan agama yang kuat dalam keluarga, menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di kota-kota kecil, rencana pembangunan pemerintah seharusnya mengedepankan pembangunan secara merata, melakukan pembinaan kepada para tunawisma melalui panti dan non panti, pelatihan sesuai potensi yang ada, bantuan modal usaha, mengembalikan para tunawisma ke kampung mereka, mengadakan program pendidikan non formal bagi para tunawisma, sehingga para tunawisma mendapatkan pengetahuan.
Dan solusi yang paling tepat adalah, menyediakan tempat / panti rehabilitasi dimana disana diajarkan keterampilan – keterampilan, menyediakan lapangan – lapangan kerja di kota – kota kecil dan menanamkan prinsip “dari kota ke desa”.

II.                 SARAN
Dengan melihat arus urbanisasi yang semakin membludak, seharusnya pemerintah lebih memberikan perhatian dengan memberikan penyuluhan bahwa hidup di kota tidak semudah yang mereka kira. Selain itu, untuk mengatasi banyaknya tunawisma di sekitar kita, pemerintah harus segera melakukan sesuatu yang di anggap paling efektif. Kendala seperti dana yang relative kecil seharusnya harus dihilangkan. Pemerintah harus memulai memikirkan kesejahteraan rakyat daripada kesejahteraan diri sendiri jika ingin Negara ini menjadi Negara yang maju.



DAFTAR PUSTAKA

a.    http://tiyalestarisaid.blogspot.com/2012/11/homeless.html (Di akses pada selasa, 10 desember pukul 15.00)
b.    http://chik144.blogspot.com/2012/06/homeless.html (Di akses pada selasa, 10 desember pukul 15.00)
c.    http://aboutmidwifery.blogspot.com/2009/06/makalah-tunawisma-pendahuluan.html (Di akses pada selasa, 10 desember pukul 15.00)















1 komentar:

  1. Mungkin saja penyakit HIV dapat disembuhkan karena saya telah berkali-kali scammed sampai saya bertemu dengan pria hebat ini dukun Dr Akhigbe yang membantu saya pada awalnya saya tidak pernah percaya semua komentar dan posting tentang dia dan saya sangat sakit karena saya telah terinfeksi HIV / AIDS selama dua tahun terakhir, hanya 2 bulan terakhir saya terus membaca kesaksian tentang pria ini bernama Dr Akhigbe mereka mengatakan bahwa pria itu sangat kuat dia telah menyembuhkan berbagai jenis penyakit, saya terus memantau jabatannya beberapa orang tentang pria ini dan saya mengetahui bahwa dia nyata sehingga saya memutuskan untuk memberinya persidangan. Saya menghubunginya untuk meminta bantuan dan dia berkata bahwa dia akan membantu saya mendapatkan kesembuhan yang saya perlukan hanyalah mengirimnya uang ke menyiapkan obat dan setelah itu akan dikirim kepada saya melalui jasa pengiriman kurir DHL yang saya lakukan dengan sangat mengejutkan obat itu dikirimkan kepada saya dia memberi saya petunjuk untuk mengikuti cara meminumnya bahwa setelah tiga minggu saya harus pergi untuk pemeriksaan , setelah minum obat an d ikuti instruksinya setelah tiga minggu saya kembali ke rumah sakit untuk tes lain, pada awalnya saya terkejut ketika dokter mengatakan kepada saya bahwa saya negatif saya meminta dokter untuk memeriksa lagi dan hasilnya masih negatif yang sama yaitu bagaimana saya bebas dari HIV VIRUS karena kaget saya memutuskan untuk datang dan membagikan kesaksian saya sendiri kepada Anda untuk mereka yang berpikir tidak ada obat untuk HIV VIRUS yang akhirnya sembuh dan hubungi Dr Akhigbe melalui email drrealakhigbe@gmail.com dia akan membantu Anda, Anda juga dapat mengirimnya melalui +2348142454860 ia juga sempurna dalam menyembuhkan DIABETIK, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, KANKER, MALARIA, BACTERIA DIARRJHEA, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, ASTHMA, PENYAKIT HATI, CHRON. PENYAKIT. NAUSEA VOMITING ATAU DIARRHEA, PENYAKIT GINJAL ,, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, INFEKSI EKSTERNAL, DINGIN UMUM, SENDI BERSAMA, OSTEOPOROSIS, RABIESRHEUMATISM, THYROID, GALLSTONE, COLD & FLU, TUBUH KEMUDI, PELANGGARAN, PELUANG, TUBUH, PELANGGARAN, PELUANG, PELANGGARAN. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI PERNAPASAN RENDAH. dll percayalah bahwa penyakit mematikan bukan lagi hukuman yang mematikan karena dr akhigbe memiliki obatnya. ayah baptis dari herbal root.email: drrealakhigbe@gmail.com nomor whatsapp. +2349010754824 situs web: https://drrealakhigbe.weebly.com

    BalasHapus