KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin,
puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“tunawisma di kota besar” tepat pada waktunya.
Penulisan
makalah ini dimaksudkan ubtuk memenuhi uts (take home) kuliah Konsep Dasar IPS
1. Terimakasih kepada bapak Ganes
Gunansyah, M.Pd selaku dosen mata kuliah tersebut, yang telah memberika arahan
serta bimbingan.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Hal ini semata – mata karena keterbatasan kemampuan
yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di
masa yang akan dating.
Surabaya,
13 Desember 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….. 3
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG…………………………………………………… 5
II.
RUMUSAN MASALAH……………………………………………… 6
III.
TUJUAN PENULISAN………………………………………………… 7
IV.
PEMBATASAN
MASALAH…………………………………………. 8
V.
METODE
PENULISAN……………………………………………….. 8
BAB II PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN
DAN CIRI DARI TUNAWISMA ATAU HOMELESS ATAU GELANDANGAN ……………………………………………. 9
II.
FAKTOR YANG
MENJADI PENYEBAB DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA……………………………………. 11
III.
DAMPAK YANG
DITIMBULKAN DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA…………………………………………………………. 15
IV.
KEMUNGKINAN YANG
AKAN TERJADI JIKA BANYAK TUNAWISMA DI INDONESIA TIDAK SEGERA DIATASI… 18
V.
HUBUNGAN
TUNAWISMA DENGAN LIMA BAHAN KAJIAN KONSEP DASAR IPS (GEOGRAFI, EKONOMI,
SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI, POLITIK DAN SEJARAH)…………………….. 19
VI.
ALTERNATIF CARA
MEMECAHKAN BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA…………………………………………………………… 22
VII.
SOLUSI YANG
PALING TEPAT UNTUK MENGATASI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA………………………………………. 26
BAB III PENUTUP
I.
KESIMPULAN……………………………………………………………… 27
II.
SARAN………………………………………………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………. 29
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk
nomor 4 di dunia ini. Bukan tidak mungkin banyak permasalahan mengenai
kehidupan masyarakat indonesia yang harus segera mendapat perhatian. Dan
masalah – masalah itu salah satunya adalah banyaknya tunawisma atau homeless
atau dalam konotasi negative disebut dengan gelandangan terutama di kota – kota
besar. Yang menyebabkan kota terlihat kumuh dan kotor serta menimbulkan
berbagai penyakit dan bencana alam seperti banjir.
Kondisi geografis indonesia yang berpulau –
pulau, dan ketidakmerataan penduduknya, menyebabkan kemiskinan semakin tak
terindahkan. Upaya pemerintah dalam melakukan transmigrasi pun kurang berhasil,
kebanyakan penduduk berpikiran bahwa di kota – kota besar mereka dapat merubah
nasib dan mendapat pekerjaan yang layak. Mereka berangkat dengan membawa
keahlian / keterampilan yang tidak biasa digunakan di kota misalnya keahlian
bertani. Alhasil, kota besar menjadi sesak oleh masyarakat tanpa keahlian yang
tak dibutuhkan.
Dalam mencukupi kebutuhannya, penduduk kota
tanpa keahlian tersebut biasanya menjadi pengemis, pemulung, atau bahkan
melakukan aksi kriminalitas seperti mencopet, merampok, dsb. Dan dimana tempat
tinggal mereka? Dimana saja. Maksudnya mereka berpindah – pindah dan tinggal
dimanapun tempat yang dapat mereka tinggali. Seperti emperan toko, kolong
jembatan, taman umum,
pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun
kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan
kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi, mereka
sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta
dorong pasar swalayan, atau tenda. Dan inilah yang
disebut tunawisma atau homeless atau gelandangan.
Kondisi ini tentu
saja akan meresahkan dan mengganggu. Kesenjangan social sangat terlihat jelas.
Kesejahteraan mereka juga terancam. Kesehatan akan sangat berkurang dan muncul
berbagai penyakit. Pendidikan pun serupa, banyak anak – anak yang bekerja tanpa
sempat mengenyam pendidikan. Alhasil, para generasi penerus bangsa ini akan
bodoh. Di sisi lain, bila mereka melakukan tindak kriminalitas, penduduk lain pun
akan merasa terancam. Maka di perlukan penanganan segera untuk para tunawisma
ini. Dan hal itu akan dibahas pada bab selanjutnya dalam makalah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
dan ciri dari tunawisma atau homeless atau gelandangan?
2.
Apa yang menjadi
penyebab dari banyaknya tunawisma di Indonesia?
3.
Apa dampak yang
ditimbulkan dari banyaknya tunawisma di Indonesia?
4.
Apa kemungkinan
yang akan terjadi jika banyak tunawisma di Indonesia tidak segera diatasi!
5.
Bagaimana
hubungan tunawisma dengan kelima bahan kajian konsep dasar IPS (geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, politik dan sejarah) ?
6.
Bagaimana
alternatif cara memecahkan banyaknya tunawisma di Indonesia?
7.
Apa solusi yang
paling tepat untuk mengatasi banyaknya tunawisma di Indonesia?
III.
TUJUAN PENULISAN
a. Mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab dan
dampak yang ditimbulkan dari banyaknya tunawisma di Indonesia.
b. Memprediksi apa kemungkinan yang akan terjadi
jika persoalan tersebut tidak segera diatasi.
c. Menganalisis persoalan tersebut dengan
menggunakan perspektif dari kelima bahan kajian konsep dasar IPS (geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, politik dan sejarah).
d. Memberikan beberapa alternatif cara memecahkan
masalah tersebut.
IV.
PEMBATASAN
MASALAH
1. BAB I PENDAHULUAN
meliputi, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan , Pembatasan
Masalah, Metode Penulisan .
2. BAB II PEMBAHASAN
meliputi, pengertian dan ciri dari tunawisma
atau homeless atau gelandangan, faktor
yang menjadi penyebab dari banyaknya tunawisma di Indonesia, dampak yang
ditimbulkan dari banyaknya tunawisma di Indonesia, kemungkinan yang akan
terjadi jika banyak tunawisma di Indonesia tidak segera diatasi, hubungan
tunawisma dengan lima bahan kajian konsep dasar IPS (geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi, politik dan sejarah), alternatif cara memecahkan
banyaknya tunawisma di Indonesia, solusi yang paling tepat untuk mengatasi
banyaknya tunawisma di Indonesia.
3. BAB III PENUTUP
meliputi, Kesimpulan dan Saran.
V.
METODE PENULISAN
Dalam makalah
ini, metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan. Hal ini karena
pembuatan laporan makalah dilaksanakan sesuai dengan referensi-referensi dari
internet yang telah ada.
.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN DAN
CIRI DARI TUNAWISMA
Homeless atau Tunawisma adalah kondisi orang dan kategori sosial
dari orang-orang yang tidak memiliki rumah atau tempat tinggal biasanya karena
mereka tidak mampu membayar, tidak mampu menjaga dan mereka kekurangan.
Beberapa ahli
menuturkan definisi homeless menurut pendapat mereka, di antaranya:
a. Menurut Humaidi,
2003 , homeless atau
gelandangan berasal dari kata gelandang yang berarti selalu mengembara, atau
berkelana (lelana).
b. Menurut
Anon, 1980, gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum. Sedangkan, pengemis adalah orang-orang yang
mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan pelbagai cara
dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
Istilah tunawisma bisa juga termasuk orang-orang
yang tinggal di malam hari utama berada dalam tempat penampungan tunawisma, dalam sebuah institusi yang
menyediakan tempat tinggal sementara bagi individu dimaksudkan untuk
dilembagakan, atau di tempat umum atau pribadi tidak dirancang untuk digunakan
sebagai akomodasi tidur biasa untuk manusia makhluk.
Homeless (tuna
wisma/gelandaan) adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan
norma dimasyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap
diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. berdasarkan berbagai alasan harus
tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai,
stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan
menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi,
tunawisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium,
lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai
dengan keadaan geografis dan negara tempat tunawisma berada.Untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seringkali hidup dari belas kasihan orang lain atau
bekerja sebagai pemulung.
Tunawisma di bagi
menjadi tiga, yaitu:
·
Tunawisma biasa, yaitu mereka mempunyai
pekerjaan namun tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
·
Tunakarya, yaitu mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
·
Tunakarya cacat, yaitu mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal, juga mempunyai
kekurangan jasmani dan rohani
Adapun secara spesifik ciri-ciri tunawisma
yaitu sebagai berikut:
·
Para tunawisma tidak mempunyai pekerjaan
·
Kondisi fisik para tunawisma yang dapat
dibilang tidak sehat karena kondisi lingkungan yang memprihatinkan.
·
Para Tunawisma biasanya mencari-cari barang
atau makanan disembarang tempat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Para Tunawisma hidup bebas tidak bergantung
kepada orang lain ataupun keluarganya
II.
FAKTOR –
FAKTOR YANG MENJADI PENYEBAB DARI
BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA
Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang
menjadi seorang homeless atau
tunawisma, yaitu:
1. Kemiskinan
Hal
ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi
kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum. Kemiskinan
juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan
keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak
mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi
gelandangan.
2.
Kegagalan para perantau dalam mencari
pekerjaan
Ini
adalah alasan yang paling umum.Cerita-cerita di kampung halaman tentang
kesuksesan perantau kerap menjadi buaian bagi putra daerah untuk turut
meramaikan persaingan di kota besar. Beberapa di antaranya memang berhasil,
namun kebanyakan dari para perantau kurang menyadari bahwa keterampilan yang
mumpuni adalah modal utama dalam perantauan. Sehingga mereka yang gagal dalam
merengkuh impiannya, melanjutkan hidupnya sebagai tunawisma karena malu bila
pulang ke kampung halaman.
3.
Penyediaan lapangan pekerjaan
Pemerataan lapangan pekerjaan di Indonesia masih kurang. Sehingga kota
besar pada umumnya mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih
besar daripada kota-kota kecil.
4. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa
negara kita. Banyak yang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan mereka.
Sehingga mereka memilih untuk tinggal di tempat- tempat umum seperti kolong
jembatan karena mereka tak lagi mampu memenuhi kebutuhan yang semakin lama
membutuhkan biaya yang banyak.
5. Yatim Piatu
Anak
yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga
mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
6. Kurang Kasih
Sayang
Berbagai
penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang orang
tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia
apa adanya.
7. Tinggal di Daerah
Konflik
Penduduk
yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang terjaga
mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman,
apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak tindak kekerasan di
wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga
mereka memaksa meninggalkan daerahnya.
8. Anak yang
ditinggalkan orang tuanya.
Anak yang ditinggalkan orang tuanya
atau tidak mempunyai orang tua, saudara dan tempat tinggal maka mereka mencari
tempat berteduh di tempat umum.
9. Lansia yang
ditelantarkan oleh keluarganya.
10. Penggusuran
karena perkembangan industri.
Begitu banyaknya perijinan bagi
industri yang menguasai lahan secara luas, telah menjadikan puspa dan satwa
langka, bahkan Kalimantan, banyak yang menjadi Tunawisma (kehilangan tempat
hidup) di tanah kelahirannya.
11. Pengangguran
karena kemajuan IPTEK akibatnya tenaga kerja kurang terlatih tersingkir
sehingga di PHK.
III.
DAMPAK YANG DITIMBULKAN
DARI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA
Salah satu penyebab mengapa tuna wisma
di permasalahkan yaitu karena kebanyakan para tunawisma tinggal di permukiman
kumuh dan liar, menempati zona-zona publik yang sebetulnya melanggar hukum,
biasanya dengan mengontrak petak-petak di daerah kumuh di pusat kota atau
mendiami stren-stren kali sebagai pemukim liar.
Persoalan dalam lingkup masyarakat
yang berhubungan dengan homeless dalam berbagai pendapat :
1. Di berbagai kota
besar di seantero negeri ini, para tunawisma memadati lampu merah, emperan toko
dan kawasan-kawasan tertentu, sehingga menjadi fenomena tersendiri di dalam
kehidupan sosial perkotaan di Indonesia.
2. Menurut Mike
Davis, seorang komentator sosial berkebangsaan Amerika, persoalan pengangguran
bersifat inheren di dalam masyarakat kapitalis. Karena motivasi seorang
kapitalis adalah mencari keuntungan, maka dia akan terus menerus berupaya
memperluas industri. menurutnya, peningkatan pengangguran dihasilkan oleh
perkembangan industri manufaktur, terutama penggunaan teknologi atau teknik
produksi yang lebih modern dan menghemat tenaga kerja.
3. Menurut Davis,
terjadi peningkatan besar dari produksi pertanian akibat penggunaan teknologi
modern dalam pertanian. Situasi ini mendorong semakin banyak orang kehilangan
pekerjaan, sehingga memilih pindah ke kota dan berusaha mencari pekerjaan.
Hanya saja, menurut davis, ada perbedaan antara pemicu pengangguran di Negara
industri maju dengan Negara berkembang.
4. Di Negara
kapitalis maju, pengangguran dipicu oleh pengurangan jam kerja dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan, akibat penerapan mekanisasi dan teknologi modern
di sektor industri. Sementara di negera berkembang, pemicu utama pengangguran
adalah gejala de-industrialisasi akibat proyek neoliberal.
Adapun
dampak lain dari tunawisma secara fisik adalah sebagai berikut :
1. Kebersihan dan
kesehatan
Rumah mereka seadanya, sehingga sangat
jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku hidup bersih sangat kurang. Ventilasi
dan penerangan kurang dan lain-lain. Sehinga muncul berbagai masalah kesehatan.
Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka hampir
tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk
memelihara kesehatan dan pengobatan
2. Gizi kurang
Ketidakmampuan mereka memenuhi
kebutuhan pangan akibat rendahnya daya beli makanan, apalagi makanan bergizi.
Mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk termasuk anak hamil dan balita.
Mereka makan sekedar kenyang.
3. Tindak kekerasan
sesama tunawisma
Perebutan atau persaingan lahan pencari
makan menyebabkan mereka sering terjadi konflik..
4. Pengguna narkoba
Banyak diantara mereka menggunakan
narkoba. Pengaruh lingkungan mereka sangat berpengaruh. Mereka rawan terkena
HIV AIDS dengan penggunaan jarum suntik secara bergantian.
5. Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak yang di
manfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar
terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang
dewasa yang tidak bertanggung jawab.
6. Pelecahan seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggung
jawab melakukan sodomi, pelecahan seksual dengan imbalan uang atau dibawah
ancaman mereka untuk melampiaskan nafsu mereka.
Sedangkan dampak
adanya tunawisma untuk lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Adanya tunawisma
menyebabkan lingkungan kota kumuh dan kotor.
2. Tunawisma yang
tinggal di pinggir sungai bisa menyebabkan banjir pada suatu kota, karena
fungsi sungai tersebut terhambat.
3. Masyarakat akan
diresahkan oleh tunawisma yang kadang juga melakukan tindak kriminalitas dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya.
IV.
KEMUNGKINAN YANG
AKAN TERJADI JIKA BANYAK TUNAWISMA DI INDONESIA TIDAK SEGERA DIATASI
Seperti
kita tahu, sebagian besar masyarakat desa berpikiran bahwa dengan hidup di kota
nasib mereka akan berubah. Tentu saja hal ini akan terlaksana jika ada
keterampilan yang kita miliki. Namun, banyak yang tanpa keterampilan pun nekad
pergi ke kota (urbanisasi). Jika pemikiran ini tidak segera di ubah, tentu
saja, setiap hari semakin banyak masyarakat tanpa keahlian di kota yang
berpotensi sebagai tunawisma.
Alhasil,
tunawisma akan semakin banyak dan membuat kota semakin kelihatan kumuh. Dari
kekumuhan itu akan menyebabkan masalah baru seperti banyaknya wabah penyakit,
bencana, dan juga tingginya tingkat kriminalitas. Dari wabah penyakit tentu
saja karena lingkungan yang tidak bersih dan berpotensi besar sebagai
pertumbuhan nyamuk. Malaria, demam berdarah, cikungunya pun akhirnya menjadi
makanan sehari - hari dan angka kematian semakin besar.
Gizi
yang mereka dapatkan pun hampir nol. Karena ketidakmampuan mereka dalam membeli
bahan makanan dengan mutu yang berkualitas. Anak – anak yang diharapkan sebagai
generasi penerus bangsa sama sekali tidak mengenyam pendidikan dan malah
mengemis kesana kemari. Akan jadi apa bangsa ini nantinya?
Bencana
yang di timbulkan pun seperti banjir, karena sebagian mereka tinggal di pinggir
sungai dan membuang sampah sembarangan. Lalu, kebakaran pun dapat dengan mudah
menyebar karena padatnya pemukiman – pemukiman kumuh yang dapat mudah terbakar
Datang tanpa
keahlian membuat mereka kebingungan mencari pekerjaan yang dapat mereka
kerjakan. Akhirnya dengan terpaksa mereka melakukan tindak kriminalitas seperti
mencuri, merampok, dan mencopet.
V.
HUBUNGAN
TUNAWISMA DENGAN LIMA BAHAN KAJIAN KONSEP DASAR IPS (GEOGRAFI, EKONOMI,
SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI, POLITIK DAN SEJARAH)
Banyaknya
tunawisma di kota besar, erat kaitannya dengan konsep dasar ips baik geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, politik maupun sejarah. Hubungan itu terletak
pada penyebab banyaknya tunawisma, dampaknya maupun upayanya.. Berikut hubungan
tunawisma dengan konsep dasar ips:
a. Dalam konsep
dasar geografi
Urbanisasi
adalah penyebab paling sering dari tunawisma. Pindahnya masyarakat dari desa ke
kota bisa saja di pengaruhi kondisi geografis dari desanya. Bisa saja desanya
gersang, atau sering terjadi bencana ditambah lagi mungkin karena, lahan mereka
digusur untuk pembangunan industry.
Tunawisma
pun dapat menyebabkan kondisi geografis suatu daerah berubah. Misalnya yang
asalnya tidak ada potensi banjir, berubah menjadi daerah langganan banjirr. Hal
itu disebabkan buang sampah disungai serta adanya bangunan – bangunan di
pinggir sungai.
Upaya
yang bisa dilakukan yang erat kaitannya dengan geografi adalah melakukan
transmigrasi dan juga menekan arus urbanisasi.
b. Dalam
konsep dasar ekonomi
Tentu saja penyebab utama tunawisma adalah
permasalahan ekonomi. Ketidakmampuan masyarkat dalam ekonomi atau kemiskinan
memaksa mereka untuk menjadi tunawisma. Karena tidak mampu membeli tempat
tinggal yang layak untuk di huni.
Kemiskinan mereka bisa disebabkan 2 hal, yaitu
yang pertama karena mereka memang malas dan tak mempunyai keterampilan, dan
yang kedua karena kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat, seperti
lapangan kerja yang minim.
Upaya yang dapat dilakukan tentusaja dengan
memberdayakan secara ekonomi. Caranya bias bermacam – macam, misalnya dengan
membuka lapangan kerja di kota – kota kecil, sehingga tidak hanya di kota
besar, pemberian bantuan modal usaha, dsb.
c. Dalam
konsep dasar sosiologi
Tunawisma
bisa juga disebabkan oleh masalah social seperti, anak yang kurang kasih sayang,
anak yang dibuang orang tuanya, anak yang ingin bebas dari kekangan orang tua,
dsb.
Lalu, untuk warga desa yang
urbanisasi, mereka dipengaruhi oleh cerita – cerita tetangga bahwa di kota
dapat merubah nasib. Namun, tanpa keahlian semua itu bohong. Mereka malah akan
semakin terpuruk di kota.
d. Dalam
konsep dasar antropologi
Budaya masyarakat suatu daerah berbeda
dengan daerah lainnya. Pengaruh budaya juga dapat mempengaruhi banyaknya
tunawisma di kota besar. Mengapa ?
Bisa saja, adat suatu daerah setelah
anaknya telah lulus sekolah ada kebiasaan untuk membiarkannya merantau ke kota
baik untuk bekerja maupun kuliah. Kalau tidak biasanya akan ada gunjingan –
gunjingan halus dari tetangga. Apalagi kalau anak laki – laki hanya tinggal di
rumah setelah lulus sekolah, itu di anggap sesuatu hal yang tidak pantas.
Untuk meminimalisirnya, kita harus
menghentikan kebudayaan tersebut, memberikan pengertian kepada warga bahwa
hidup di kota tidaklah mudah jika tanpa keahlian apapun.
e. Dalam
konsep dasar politiik
Kemiskinan
yang berujung pada tunawisma juga bisa terjadi karena kebijakan politik
pemerintah. Misalnya dengan menaikkan harga BBM, para tunawisma semakin
kesulitan. Lalu tindakakn korupsi juga sangat merugikan rakyat.
Pemerintah
berperan besar dalam hal ini, jadi diharapkan pemerintah tidak hanya memikirkan
kesejahteraan dirinya saja namun juga kesejahteraan rakyatnya.
f.
Dalam konsep dasar sejarah
Adanya
tradisi turun temurun untuk merantau pun kadang dimiliki masyarakat. Tradisi
ini seharusnya di ubah. Caranya dengan menanamkan prinsip bahwa kita di kota
untuk belajar, dan kembali ke desa untuk membangunj desa.
VI.
ALTERNATIF CARA
MEMECAHKAN BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA
Permasalahan
Tunawisma sampai saat ini merupakan masalah yang tidak habis-habis, karena
berkaitan satu sama lain dengan aspek-aspek kehidupan. Namun pemerintah juga
tidak habis-habisnya berupaya untuk menanggulanginya. Dengan berupaya menemukan
motivasi melalui persuasi dan edukasi terhadap Tunawisma supaya mereka mengenal
potensi yang ada pada dirinya, sehingga tumbuh keinginan dan berusaha untuk
hidup lebih baik.
Adapun
dalam sebuah penelitian cara penanggulangan terhadap Tunawisma diterapkan dalam
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
Karena
Tunawisma biasanya tidak mempunyai tempat tinggal, maka suatu hal yang esensial
bila mereka ditanggulangi dengan memotivasi mereka untuk bersama-sama
dikumpulkan dalam suatu tempat, seperti asrama atau panti sosial. Tujuan dalam
tahap ini yaitu untuk berusaha memasuki atau mengenal aktivitas atau kehidupan
para Tunawisma.
2.
Tahap penyesuaian diri
Setelah
para Tunawisma dikumpulkan , kemudian mereka harus belajar menyesuaikan diri
pada lingkungan yang baru, dimana berlaku aturan-aturan khusus. Agar nantinya
mereka lebih disiplin dan teratur.
3.
Tahapan pendidikan yang berkelanjutan
Setelah
beberapa para Tunawisma dalam lingkungan tersebut diadakan evaluasi mengenai
potensi mereka untuk belajar dengan maksud supaya mendapatkan pendidikan yang
lebih layak.
Penanganan
pada homeless yang dilakukan adalah sebagai berikut (Widyastuti Y, dkk. 2009):
·
Penanggulangan
Pencegahan
dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan
konseling
b. Pendidikan
pelatihan keterampilan
c. Pengawasan serta
pembinaan lanjut
·
Penghentian/peniadaan
a. Penertiban oleh
aparat pemerintah
b. Penampungan dipanti
asuhan, panti sosial dan panti jompo.
c. Pelimpahan
·
Rehabilitasi
a. Pembangunan
perumahan sangat sederhana
b. Pengadaan rumah
singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan
c. transmigrasi
Selain
itu, dibawah ini terdapat solusi dalam menangani Tunawisma yaitu:
·
Memberikan pendidikan agama yang kuat dalam
keluarga.
·
Tugas pemerintah untuk menangani masalah
perkotaan pada umumnya dan Tunawisma pada khususnya adalah menyediakan lapangan
pekerjaan yang lebih banyak di kota-kota kecil.
·
Rencana pembangunan pemerintah seharusnya
mengedepankan pembangunan secara merata sehingga tidak timbul “gunung dan
lembah” di negara, pembangunan hendaknya dilakukan dengan pola “dari kota ke desa”
dan bukan sebaliknya. Sehingga, masing-masing putra daerah akan membangun
daerahnya sendiri dan mensejahterakan hidupnya.
·
Melakukan Pembinaan kepada para Tunawisma
dapat dilakukan melalui panti dan non panti, tetapi pembina harus mengetahui
asal usul daerahnya serta identifikasi penyebab yang mengakibatkan mereka menjadi
penyandang masalah sosial itu.
·
Kalau para Tunawisma disebabkan faktor ekonomi
atau pendapatan yang kurang memadai, mereka bisa diberi bekal berupa pelatihan
sesuai potensi yang ada padanya, di samping bantuan modal usaha.
·
Mengembalikan para tunawisma ke kampung mereka
masing-masing.
·
Pemerintah atau masyarakat mengadakan Program
Pendidikan non formal bagi para tunawisma, sehingga dengan cara ini Para
Tunawisma mendapatkan pengetahuan.
Dengan
mekanisme yang lebih menyentuh permasalahan dasar para Tunawisma tersebut
diharapkan masalah Tunawisma di kota besar dapat teratasi tanpa menciderai
hak-hak individu mereka dan malah dapat membawa para gelandangan kepada
kehidupan yang lebih baik. Namun, mekanisme di atas merupakan tindakan jangka
panjang dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terealisasi, untuk itu
diperlukan kerjasama yang baik antar generasi kepemerintahan agar hal tersebut
dapat terwujud dan pada akhirnya kesejahteraan bangsa dapat lebih mudah
dicapai. Dan tentunya mekanisme tersebut harus dilakukan secara terus menerus
dan paling tidak berangsur, agar hasil yang dicapai dari mekanisme yang
dijalankan, hasilnya sesuai dengan harapan, baik pemerintah maupun individu itu
sendiri (para Tunawisma).
Namun
masih ada kendala dalam penanganan
homeless. Kendala-kendala yang menyulitkan upaya penanganan gelandangan
adalah :
a. Alokasi dana
untuk penanganan Tunawisma relatif kecil.
b. Upaya penanganan
terhadap Tunawisma seringkali hanya berhenti pada pendekatan punitif-represif.
c. Upaya penanganan
sering tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah.
d. Kurangnya
partisipasi dan perhatian dari pemerintah.
e. Belum teratasinya
kemiskinan
Kebijakan
yang dilakukan pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) selama ini
cenderung kurang menyentuh stakeholdernya, atau pihak-pihak yang terkait dengan
permasalahan dalam peraturan. Mekanisme yang saat ini sedang dijalankan adalah
dibangunnya Panti Sosial penampung para Tunawisma (gelandangan). Namun sekali
lagi, efektifitasnya dirasa kurang karena Panti Sosial ini sebenarnya belum
menyentuh permasalahan yang sebenarnya dari para Tunawisma , yaitu keengganan
untuk kembali ke kampung halaman. Sehingga yang terjadi di dalam praktek
pembinaan sosial ini adalah para tunawisma yang keluar masuk panti sosial.
VII.
SOLUSI YANG
PALING TEPAT UNTUK MENGATASI BANYAKNYA TUNAWISMA DI INDONESIA
Menurut saya,
untuk mengatasi para tunawisma yang paling tepat adalah dengan menyediakan
tempat / panti rehabilitasi dimana disana diajarkan keterampilan – keterampilan
seperti menjahit, memasak, dll. Lalu dengan bekal keterampilan yang dimiliki
ini, diharapkan mereka akan dapat diterima bekerja yang sesuai dengan
keterampilan mereka.
Transmigrasi juga
sangat penting, karena pulau – pulau Indonesia masih sangat luas dan banyak. Di
pulau – pulau itu mereka pasti akan lebih sejahtera klarena banyaknya sumber
daya alam yang belum dimanfaatkan dengan baik. Di sanalah sebenarnya kita
melihat, jika ingin mengubah nasib
Sedangkan untuk
mencegah, agar tunawisma ini tidak semakin banyak, pemerintah harus menyediakan
lapangan – lapangan kerja di kota – kota kecil. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalisir arus urbanisasi yang berujung pada tunawisma.
Kita juga harus
menanamkan pada diri setiap orang, bahwa kita mempunyai prinsip “ dari kota ke
desa “, maksudnya kita pergi ke kota mencari ilmu dan kembali ke desa untuk
membangun desa kita.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Homeless
(tuna wisma/gelandaan) adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai
dengan norma dimasyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang
tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Penyebab Homeless (tuna
wisma/gelandaan) adalah kemiskinan, kegagalan para perantau dalam mencari
pekerjaan, penyediaan lapangan pekerjaan, bencana alam, yatim piatu, kurang kasih sayang,
tinggal di daerah konflik, anak yang ditinggalkan orang tuanya, lansia yang
ditelantarkan oleh keluarganya, penggusuran karena perkembangan industry, dan pengangguran
karena kemajuan iptek akibatnya tenaga kerja kurang terlatih tersingkir
sehingga di phk.
Dampaknya
adalah kebersihan dan kesehatan yang sangat kurang, gizi kurang,
tindak kekerasan sesama tunawisma, penggunaan narkoba, anak – anak
dimanfaatkan, pelecahan seksual, dll. Kemungkinan yang akan terjadi jika banyak
tunawisma tidak segera di atasi adalah akan meningkatkan angka kematian yang
disebabkan wabah penyakit, bencana dan angka kriminalitas.tunawisma erat
kaitannya dengan konsep dasar ips baik dari penyebab maupun dampaknya.
Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penyuluhan dan konseling,
pendidikan pelatihan keterampilan, pengawasan serta pembinaan lanjut,penertiban
oleh aparat pemerintah, penampungan dipanti asuhan, panti sosial dan panti
jompo, rehabilitasi, pembangunan
perumahan sangat sederhana, pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai
pelatihan dan pendidikan, dan transmigrasi.
Selain
itu juga memberikan pendidikan agama yang kuat dalam keluarga, menyediakan
lapangan pekerjaan yang lebih banyak di kota-kota kecil, rencana pembangunan
pemerintah seharusnya mengedepankan pembangunan secara merata, melakukan
pembinaan kepada para tunawisma melalui panti dan non panti, pelatihan sesuai
potensi yang ada, bantuan modal usaha, mengembalikan para tunawisma ke kampung
mereka, mengadakan program pendidikan non formal bagi para tunawisma, sehingga
para tunawisma mendapatkan pengetahuan.
Dan
solusi yang paling tepat adalah, menyediakan
tempat / panti rehabilitasi dimana disana diajarkan keterampilan – keterampilan, menyediakan lapangan – lapangan kerja di kota
– kota kecil dan menanamkan prinsip “dari kota ke desa”.
II.
SARAN
Dengan
melihat arus urbanisasi yang semakin membludak, seharusnya pemerintah lebih
memberikan perhatian dengan memberikan penyuluhan bahwa hidup di kota tidak
semudah yang mereka kira. Selain itu, untuk mengatasi banyaknya tunawisma di
sekitar kita, pemerintah harus segera melakukan sesuatu yang di anggap paling
efektif. Kendala seperti dana yang relative kecil seharusnya harus dihilangkan.
Pemerintah harus memulai memikirkan kesejahteraan rakyat daripada kesejahteraan
diri sendiri jika ingin Negara ini menjadi Negara yang maju.
DAFTAR
PUSTAKA
a. http://tiyalestarisaid.blogspot.com/2012/11/homeless.html (Di akses
pada selasa, 10 desember pukul 15.00)
b.
http://chik144.blogspot.com/2012/06/homeless.html (Di akses
pada selasa, 10 desember pukul 15.00)
c. http://aboutmidwifery.blogspot.com/2009/06/makalah-tunawisma-pendahuluan.html
(Di akses pada selasa, 10 desember pukul 15.00)
Mungkin saja penyakit HIV dapat disembuhkan karena saya telah berkali-kali scammed sampai saya bertemu dengan pria hebat ini dukun Dr Akhigbe yang membantu saya pada awalnya saya tidak pernah percaya semua komentar dan posting tentang dia dan saya sangat sakit karena saya telah terinfeksi HIV / AIDS selama dua tahun terakhir, hanya 2 bulan terakhir saya terus membaca kesaksian tentang pria ini bernama Dr Akhigbe mereka mengatakan bahwa pria itu sangat kuat dia telah menyembuhkan berbagai jenis penyakit, saya terus memantau jabatannya beberapa orang tentang pria ini dan saya mengetahui bahwa dia nyata sehingga saya memutuskan untuk memberinya persidangan. Saya menghubunginya untuk meminta bantuan dan dia berkata bahwa dia akan membantu saya mendapatkan kesembuhan yang saya perlukan hanyalah mengirimnya uang ke menyiapkan obat dan setelah itu akan dikirim kepada saya melalui jasa pengiriman kurir DHL yang saya lakukan dengan sangat mengejutkan obat itu dikirimkan kepada saya dia memberi saya petunjuk untuk mengikuti cara meminumnya bahwa setelah tiga minggu saya harus pergi untuk pemeriksaan , setelah minum obat an d ikuti instruksinya setelah tiga minggu saya kembali ke rumah sakit untuk tes lain, pada awalnya saya terkejut ketika dokter mengatakan kepada saya bahwa saya negatif saya meminta dokter untuk memeriksa lagi dan hasilnya masih negatif yang sama yaitu bagaimana saya bebas dari HIV VIRUS karena kaget saya memutuskan untuk datang dan membagikan kesaksian saya sendiri kepada Anda untuk mereka yang berpikir tidak ada obat untuk HIV VIRUS yang akhirnya sembuh dan hubungi Dr Akhigbe melalui email drrealakhigbe@gmail.com dia akan membantu Anda, Anda juga dapat mengirimnya melalui +2348142454860 ia juga sempurna dalam menyembuhkan DIABETIK, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, KANKER, MALARIA, BACTERIA DIARRJHEA, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, ASTHMA, PENYAKIT HATI, CHRON. PENYAKIT. NAUSEA VOMITING ATAU DIARRHEA, PENYAKIT GINJAL ,, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, INFEKSI EKSTERNAL, DINGIN UMUM, SENDI BERSAMA, OSTEOPOROSIS, RABIESRHEUMATISM, THYROID, GALLSTONE, COLD & FLU, TUBUH KEMUDI, PELANGGARAN, PELUANG, TUBUH, PELANGGARAN, PELUANG, PELANGGARAN. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI PERNAPASAN RENDAH. dll percayalah bahwa penyakit mematikan bukan lagi hukuman yang mematikan karena dr akhigbe memiliki obatnya. ayah baptis dari herbal root.email: drrealakhigbe@gmail.com nomor whatsapp. +2349010754824 situs web: https://drrealakhigbe.weebly.com
BalasHapus