KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahNya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Momentum” dapat
selesai pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Julianto M.Pd. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA 1 yang telah
membimbing penulis demi terselesainya makalah ini.
Makalah
ini memuat tentang pengertian momentum,
hubungan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, tumbukan,
aplikasi hukum momentum dalam kehidupan sehari-hari, serta contoh-contoh soal yang
berkaitan dengan momentum . Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterima
pembaca dengan senang hati. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Surabaya,
16 Februari 2014
Penulis
Daftar isi
Kata
Pengantar ................................................................................... 1
Daftar
isi ............................................................................................ 2
BAB
I (PENDAHULUHAN)
1.1
Latar Belakang Masalah .............................................................. 3
1.2
Rumusan
Masalah......................................................................... 4
1.3
Tujuan Penulisan
Makalah........................................................... 4
BAB
II (PEMBAHASAN)
2.1
Pengertian
Momentum................................................................ 5
2.2 Hubungan Momentum Dengan
Impuls....................................... 5
2.3 Hukum Kekekalan
Momentum................................................... 7
2.4 Tumbukan
.................................................................................. 7
2.5 Penerapan
Hukum Momentum Dalam Kehidupan Sehari hari... 9
2.6 Contoh Soal dan
Pembahasan..................................................... 11
BAB III (PENUTUP)
3.1
Kesimpulan................................................................................... 14
3.2.Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. . 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pelajaran
fisika tidak harus dengan rumus-rumus namun, tanpa kita sadari kegiatan kita
sehari-hari juga memanfaatkan system kerja rumus fisika. Pada kesempatan ini
akan kami bahas mengenai kegunaan teori momentum dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum kita membahas apa kegunaan momentum terlebih dahulu kita mempelajari
apa yang di maksud dengan momentum.
Pernahkah kamu menyaksikan tabrakan antara dua
kendaraan di jalan. Apa yang terjadi ketika dua kendaraan bertabrakan. Pada peristiwa tabrakan, dua kendaraan dengan kecepatan
tinggi akan mengalami kerusakan lebih
parah dari pada dua kendaraan dengan kecepatan rendah. Hal ini terjadi, karena
semakin besar massa dan kecepatan yag dimiliki benda bergerak maka semakin
sulit untuk dihentikan dan makin besar akibatnya.
Kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur
berantakan. Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan
antara kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu
fisika terdapat dua jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum linier.
Momentum linier biasanya disebut momentum. Maka momentum adalah hasil kali
massa dan kecepatan.
1.2. Rumusan
Masalah
·
Apakah yang dimaksud dengan momentum
?
·
Apa hubungan momentum dan
impuls ?
·
Bagaimanakah hukum kekekalan
momentum ?
·
Apa itu tumbukan?
·
Bagaimanakah penerapan momentum
dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
- Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan momentum.
- Dapat memaparkan hubungan
momentum dan impuls
- Dapat memanfaatkan hukum momentum dalam kehidupan
sehari-hari.
- Dapat menganalisis
peristiwa tumbukan sesuai hukum kekekalan momentum
- Dapat mengaplikasikan hukum momentum dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
(PEMBAHASAN)
2.1. Pengertian Momentum
Massa merupakan besaran skalar,
sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Perkalian antara besaran skalar
dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi, momentum
merupakan besaran vektor. Arah momentum searah dengan arah kecepatan.
Momentum sebuah partikel dapat
dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh,
sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang
ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar
dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang
ringan dalam waktu tertentu.
2.2. Hubungan
momentum dan impuls
Apa
itu Impuls ?
Apa
yang menyebabkan suatu benda diam menjadi gerak? Anda telah mengetahuinya,
yaitu gaya. Bola yang diam bergerak ketika gaya tendangan Anda bekerja pada
bola. Gaya tendangan Anda pada bola termasuk gaya kontak yang bekerja dalam
waktu yang singkat. Gaya seperti ini disebut gaya implusif. Jadi, gaya implusif
mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola bergerak cepat dan makin cepat.
Gaya implusif mulai dari nilai nol pada saat t min, bertambah nilainya secara
cepat ke suatu nilai puncak, dan turun drastic secara cepat ke nol pada saat t
maks.
Impuls = F
. Δt
Apakah
impuls termasuk besaran scalar atau vector ? Impuls adalah hasil kali antara
besaran vector gaya F dengan besaran scalar selang waktu t, sehingga impuls
termasuk besaran vector. Arah impuls I searah dengan arah gaya implusif F.
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu, yaitu beda antara
momentum akhir dengan momentum awalnya.
|
Momentum
benda erat kaitannya dengan gaya. Artinya, untuk memperbesar atau memperkecil
nilai momentum dibutuhkan gaya. Berdasarkan hukum newton II :
∑F = m
. a
∑F =
, rumus tersebut dapat di ubah menjadi :
∑F . Δt = Δp
I = Δp , sehingga
dapat dikatakan bahwa impuls sama dengan perubahan momentum.
2.3 Hukum Kekekalan
Momentum
Momentum
termasuk besaran yang kekal seperti halnya energi, artinya jumlah momentum dua
buah benda yang saling bertumbukan adalah konstan. Secara rinci dapat
dinyatakan jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
m1
. v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’
+ m2’ . v2’
|
v1’ dan v2’ masing – masing
adalah kecepatan kedua benda setelah tumbukan.
Catatan : dalam menggunakan rumus tersebut harus
memperhatikan tanda arah kecepatan benda.
2.4. Tumbukan
Tumbukan antar
benda merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari –
hari. Kita dapat menganalisis tumbukan berdasarkan hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi.
Tumbukan
ada tiga macam :
a.
Tumbukan lenting sempurna
Jika dua benda sangat keras
bertumbukkan dan tidak ada panas yang dihasilkan oleh tumbukan, maka energi
kinetiknya kekal, artinya energi kinetik total sebelum tumbukan sama dengan
total sesudah tumbukan. Dalam hal ini, momentum totalnya juga kekal. Tumbukkan
seperti ini disebut dengan tumbukan lenting sempurna.
Sehingga berlaku :
m1
. v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’
+ m2’ . v2’ (kekekalan momentum)
|
m1 . v12
+ m2 . v22
= m1’ . v12’
+ m2’ . v22’
(kekekalan energi)
|
Catatan = tanda aksen mrnunjukkan setelah tumbukkan.
Nilai koefisian tumbukan (e) jenis ini adalah 1
b.
Tumbukan Lenting Sebagian
Jika akibat tumbukan terjadi panas
yang hilang, maka energi kinetik total serta momentum tidak kekal. Tumbukan
jenis ini disebut lenting sebagian, Sehingga berlaku :
m1 . v1 +
m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’
. v2’ (kekekalan momentum)
|
Ek1 + Ek2 =Ek1’ +
Ek2’ + energi panas dan bentuk lainnya ( energi kinetik yang
hilang ), sehingga :
∑Ekawal
- ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang.
|
Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0.
c.
Tumbukan
tidak lenting
m1 . v1 +
m2 . v2 = (m1’+ m2’) . v’
(kekekalan momentum)
|
∑Ekawal - ∑Ekakhir
= energi kinetik yang hilang
|
Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0.
e =
Hukum
kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :
·
Tumbukan benda
·
Interaksi dua benda
·
Peristiwa ledakan
·
Peristiwa tarik-menaik
·
Peristiwa jalannya
roket maupun jet
2.5
Penerapan Hukum Momentum Dalam Kehidupan Sehari-hari
a.
Peluncuran
Roket
Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer
Bumi. Hal ini dapat dilakukan karena adanya gaya dorong dari mesin roket yang
bekerja berdasarkan perubahan momentum yang diberikan oleh roket. Pada saat
roket sedang bergerak, akan berlaku hukum kekekalan momentum. Pada saat roket
belum dinyalakan, momentum roket adalah nol. Apabila bahan bakar di dalamnya
telah dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang arahnya ke bawah. Oleh
karena momentum bersifat kekal, roket pun akan mendapatkan momentum yang
arahnya berlawanan dengan arah buang bersifat gas roket tersebut dan besarnya
sama. Secara matematis gaya dorong pada roket dinyatakan dalam hubungan
berikut.
FΔt = Δ(mv)
F = v(Δm/ Δt)
dengan:
F = gaya dorong roket (N), (Δm/Δt)= perubahan massa roket
terhadap waktu (kg/s), dan
v = kecepatan roket (m/s).
b.
Air Safety Bag (kantong udara)
Air Safety Bag (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan yang
terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta
dirancang untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat tabrakan terjadi.
Kantong udara ini mampu meminimalkan efek gaya terhadap benda yang bertumbukan.
Prinsip kerjanya adalah memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan
momentum pengemudi.Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap
bergerak sesuai dengan kecepatan gerak mobil. Gerakan ini akan membuatnya menabrak
kaca depan mobil yang mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan
momentum pengemudi dalam waktu sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk
kantong udara, waktu yang digunakan untuk menghentikan momentum pengemudi akan
lebih lama sehingga gaya yang ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil. Dengan
demikian, keselamatan si pengemudi akan lebih terjamin.
c.
Desain
Mobil
Desain mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang
timbul akibat tabrakan. Caranya dengan membuat bagian-bagian pada badan mobil
agar dapat menggumpal sehingga mobil yang bertabrakan tidak saling terpental
satu dengan lainnya.Mengapa demikian?Apabila mobil yang bertabrakan saling
terpental, pada mobil tersebut terjadi perubahan momentum dan impuls yang
sangat besar sehingga membahayakan keselamatan jiwa penumpangnya.
Daerah penggumpalan pada badan mobil atau bagian badan
mobil yang dapat penyok akan memperkecil pengaruh gaya akibat tumbukan yang
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu memperpanjang waktu yang dibutuhkan
untuk menghentikan momentum mobil dan menjaga agar mobil tidak saling
terpental. Rancangan badan mobil yang memiliki daerah penggumpalan atau penyok
tersebut akan mengurangi bahaya akibat tabrakan pada penumpang mobil. Beberapa
aplikasi Hukum Kekekalan Momentum lainnya adalah bola baja yang diayunkan
dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok.
2.6. Contoh soal mengenai momentum
1.
Tono yang bermassa 50 kg, naik sepeda dengan kecepatan 36 km/jam.
Tentukan momentum Tono jika sepeda bergerak pada arah sumbu x.
Tentukan momentum Tono jika sepeda bergerak pada arah sumbu x.
Pembahasan
:
Diketahui
: Massa Tono (m) = 50 kg
Kecepatan (v) = 36 km/jam = 10 m/s
Ditanya : P
Jawab : P = m.v
= 50 kg . 10 m/s
= 500 kg.m/s
Kecepatan (v) = 36 km/jam = 10 m/s
Ditanya : P
Jawab : P = m.v
= 50 kg . 10 m/s
= 500 kg.m/s
Jadi, momentum tono adalah 500 kgm/s
2.
Sebuah
gerbong kereta api (m = 10000 kg) bergerak ke arah timur dengan kecepatan 24
m/s menabrak gerbong kosong (m=6000 kg) lain yang sejenis yang sedang dalam
keadaan diam, sehingga setelah tumbukan, kedua gerbong bersatu. Tentukan arah
dan kecepatan kedua gerbong tersebut setelah tumbukan!
Diketahui
: m1 = 10000 kg
m2 = 6000 kg
v1 = 24 m/s
v2 = 0
Ditanya : arah dan v’
Jawab : m1 . v1 + m2
. v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’,
karena kedua gerbong setelah
tumbukan bersatu, maka v’ (kecepatan akhirnya sama.
Sehingga berlaku rumus :
m1 . v1 + m2 . v2 = (m1’+ m2’) . v’
10000
. 24 + 6000 . 0 =
(10000 + 6000) . v’
240000 =
16000 . v’
v’
=
v’
=
v’
= 15 m/s
Jadi,
kedua gerbong bergerak bersama dengan kecepatan 15 m/s ke arah timur.
3.
Hitung
kecepatan balik sebuah senapan 5,0 kg yang menembakkan peluru 0,050 kg dengan
laju 120 m/s!
Diketahui : m1
(massa senapan) = 5,0 kg
m2 (massa peluru)
= 0,050 kg
v1, v2
= 0
v2’ = 120 m/s
Ditanya
: v1’
Jawab
: m1 . v1
+ m2 . v2 =
m1’
. v1’ + m2’ . v2’
5 . 0 + 0,05 . 0 = 5 . v1’ + 0,05. 120
0 + 0 =
5 v1’ + 6
-6 =
5 v1’
v1’ =
v1’
=
-1,2 m/s
Jadi, kecepatan balik senapan berada pada
arah yang berlawanan dengan kelajuan 1,2 m/s.
BAB
III
(
PENUTUP )
3.1 Kesimpulan
Momentum
adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang bermassa / memiliki bobot dengan
pergerakan / kecepatan. Dalam fisika momentum dilambangkan huruf ‘p’, secara
matematis momentum dapat dirumuskan :
P= m.v
P = momentum, m =
massa, v = kecepatan
Momentum
akan berubah seiring dengan perubahan massa dan kecepatan. Semakin cepat
pergerakan suatu materi/benda akan semakin cepat juga momentumnya. Semakin
besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki suatu benda. Jika
materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan nol. (filosofi : jika
manusia tidak mau bergerak / malas, maka hasil kerjanya sama dengan nol).
Peristiwa
– peristiwa yang terjadi sehari – hari erat kaitannya dengan momentum. salah
satunya adalah tumbukan / tabrakan.
.3.2. Saran
Dengan
mengetahui dan mempelajari momentum, kita diharapkan dapat menganalisis apapun
yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari secara rasional. Momentum pula
sangat banyak fungsinya dalam penggunaan berbagai alat yang berdaya guna dan
bernilai dalam kehidupan. Jadi amatlah penting untuk mempelajari materi ini
agar kita mengetahui asal muasal dari benda – benda yang kita pakai seperti
yang disebutkan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
endarko,dkk.2008.fisika
teknologi jilid 1.departemen pendidikan nasional
mantap mba brow
BalasHapus